Terjemahnadhom khoridatul bahiyah. الله الرحمن الرحيـــــــــــــــــــــــم. الخريدة البهية. للشيخ أحمد الدردير رحمه الله. هذه قصيدة سهلة الحفظ سلسة البيان عظيمة المعاني، ألفها الشيخ أحمد الدردير في
TABIRDAKWAH - Ilmu dalam Agama Islam memiliki kedudukan yang sangat penting sekali, bahkan hukum mencari Ilmu bagi muslim dan muslimah sangat wajib sekali faridhoh dan ada syarat khusus yang musti disiapkan untuk bekal mencari ilmu dan hasilnya bisa maksimal, yang akan kita ulas dengan judul Ada 6 Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala, baca sampai selesai ya..6 Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala Yang Harus Diketahui Kitab Alala ini sangat masyhur sekali dan pasti yang dulu atau sekarang sedang belajar di pesantren salaf pasti sudah tidak asing lagi, karena biasanya kitab ala la ini diajarkan kepada santri di awal2 mereka mondok di ponpes atau pondok pesantren salaf ahlussunah wal jamaah Kitab alala ini membahas banyak hal salah satunya adalah tata cara mencari ilmu syarat selain kitab ta'lim muta'alim, yang akan kita ulas di bawah ini tentunya dari sumber dan rujukan yang biasa digunakan dan masyhur digunakan Kutab alala ini sangat mudah dimengerti dan dihafalkan, karena berisikan teks arab beserta arti namum biasanya bahasa Jawa dengan model nadhom yang disyairkan akan mudah sekali diingat oleh para santri, dan sangat enak sekali didengar dan dilantunkannya Banyak yang bertanya, syarat mencari ilmu itu apa saja? maka jawabannya ada pada kitab buku alalaa ini, mari kita baca bersama-sama sampai akhir Ada 6 Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala Syarat-syarat mencari ilmu dalam syiir nadhom kitab alalaa teks asli bahasa Arab yaitu اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ Arti bahasa Jawa boso Jowo Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala yaitu ELINGO DAK KASIL ILMU ANGING NEM PERKORO. BAKAL TAK CERITAAKE KUMPULE KANTI PERTEO. RUPANE LIMPAT LOBA SOBAR ONO SANGUNE. LAN PIWULANGE GURU LAN SING SUWE MANGSANE Artinya bahasa Indonesia Syarat2 Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala yaitu Ingatlah….. tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan 6[enam] syarat, yaitu cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk ustadz dan waktu yang lama Keterangan Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala yaitu Ilmu yang manfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada Allah subhanahu wataala,ilmu yang adalah nur ilahi yang hanya diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang soleh, ilmu manfaat inilah yang tidak mungkin bisa di dapatkan kecuali dengan adanya 6 syarat yang harus di lengkapi para pencarinya, adapaun 6 syarat tersebut adalah 1. Memiliki Cerdas artinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi syarat pertama ini, berbeda dengan orang gila atau orang yang ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima ilmu maka sulitlah mereka mendapatkan ilmu manfaat, namun perlu di ingat bahwa kecerdasan adalah bukan sesuatu yang tidak bisa meningkat,kalau menurut orang-orang tua, akal kita adalah laksana pedang,semakin sering di asah dan di pergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam,adapun bila di diamkan maka akan karatan dan tumpul,begitupula akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji dan mengamalkannya, maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila di biarkan atau tidak digunakan maka tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun juga. 2. Punya Semangat Tinggi artinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa,ilmu apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa di dapatkan,oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit di banding yang tidak berhasil,kenapa?..karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal,padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, ahirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin,maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam tolabulilmi. Dalam bahasa Jawa Ngelmu itu angel Yen durung ketemu Ilmu itu sulit bila belum dibukakan jalannya 3. Harus Sabar artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang di kehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti umat agar tidak tergelincir kemaksiatan,maka syetan sangat bernafsu sekali menggoda pelajar agar gagal dalam pelajarannya,digodanya mereka dengan suka pada lawan jenis,dengan kemelaratan,dan lain-lain . Dalam hal ini sabar atau punya adab yang tinggi mempengaruhi masuknya ilmu atau tidak 4. Ada Biaya Cukup artinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan di faham harus punya uang apalagi uang yang banyak,biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang sangfat fakir,imam syafi’i adalah seorang yatim yang papa, dan banyak lagi kasus contohnya,biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar. Kalau jaman dahulu jaman sekarang juga kadang masih ada biaya atau ongkos mendapatkan ilmu itu dengan berbakti kepada gurunya. Jadi apapun yang diperintahkan gurunya harus dilaksanakan sebagai ganti ongkos untuk mendapatkan ilmu dan keridhaan seorang guru. 5. Petunjuk ustadz Guru artinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah [ saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata ulama] barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada pula makalah لقال من قال بماشاء السند لولا andai tidak ada sanad [pertalian murid dan guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak hatinya. Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Qur’an kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan kepada para tabi’in, lalu para tabi’in menyampaikan pada tabi’i at-tabi’in dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama muta’akhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa ta’ala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru,guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan,.Kalau guru sudah ridho kepada muridnya, maka murid tersebut sudah mendapatkan sanad dari gurunya, gurunya mendapatkan sanad dari gurunya lagi dan itu berlanjut sampai sanadnya kepada Rasulullah Nabi Muhammad SAW 6. Waktu yang Lama artinya orang belajar perlu waktu yang lama,lama disini bukan berarti tanpa target,sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar. Waktu yang lama itu ibarat melobangi batu atau memahat batu dengan air. Ini memerlukan waktu yang sangat lama. Tetapi ini akan bertahan selama ratusan bahkan ribuan tahun Beda halnya bila kita melukis dalam air. Ini memerlukan waktu yang sangat singkat dan sangat mudah sekali dilakukan tetapi hanya bertahan dalam hitungan detik Nah, itulah penjelasan tentang Ada 6 Syarat Mencari Ilmu Dalam Kitab Alala yang dapat kita sajikan untuk anda semua, semoga bermanfaat
Ketiga Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu. Dalam menuntut ilmu syar’i diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut ilmu bermalas-malasan dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat dengan izin Allah apabila kita bersungguh-sungguh dalam menuntutnya. SEMARANGKU – Artikel ini akan menjelaskan kepada anda tentang kunci sukses dalam mencari ilmu menurut kitab kitab Alala adalah salah satu kitab dasar yang sering gunakan oleh berbagai pondok pesantren di Indonesia dalam memotivasi santrinya saat mencari ilmu. Dengan mempelajari kitab Alala bisa untuk menambah ilmu dan kunci sukses santri jika bisa paham penjelasannya. Baca Juga Menggunjing dalam Islam, Berikut Dasar Hukumnya dari Kitab Tanbihul GhofilinMencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslimin dan maslimat yang dimulai dari lahir hingga akhir sukses dalam mencari ilmu tentunya menjadi syarat agar seseorang mendapat ilmu yang berkah dan yang bermanfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada inilah yang hanya diberikan kepada hamba-hambanya yang memiliki hati mulia dan ilmu bukanlah hal yang mudah didapatkan karena, dalam mencapainya harus memenuhi enam syarat yang harus tersebut dijelaskan dalam nadzoman kitab Alala yang berbunyi اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِســــِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍArtinya Ingatlah, tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan enam syarat. ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ ۞ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍEman syarat tersebut yaitu, cerdas, semangat,yaitu, cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk ustadzdan waktu yang penjelasan dari enam syarat sukses dalam mencari ilmu sebagai berikut1. Cerdas adalah kemampuan untuk memahami ilmu, tidak diharuskan memiliki kecerdasan yang tinggi, asalkan akalnya mampu memahami ilmu pada dengan orang lugu dan ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima atau memahami ilmu golongan orang tersebut, tidak dapat memenuhi persyaratan yang pertama manusia seperti pedang ketika semakin sering di asah dan digunakan maka pedang akan semakin tajam begitu juga dengan fikiran Semangat adalah serius dan tekun mencari ilmu dengan menggunakan segala tenaga yang adanya semangat, serius, dan ketekunan seseorang tidak akan mendapatkan pengetahuan khususnya ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan mudah didapatkan oleh setiap orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit sekali karena, mencari ilmu itu sulit dan harus semangat. 3. Sabar adalah tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu dalam bentuk yang mencari ilmu pasti akan banyak cobaan yang menghantamnya maka, ia harus bersabar Biaya, artinya mencari ilmu perlu biaya namun tidak harus punya uang banyak tetapi dibutukan hanya untuk kebutuhan selama mancari ilmu seperti, makan, minum, sandang, dan papan dalam kontek ini bisa juga diartikan dengan belajar sambil bekerja dan khidmah tetapi, tidak mengganggu proses Petunjuk ustadz, diartikan bahwa ketika seorang mengaji harus mempunyai guru dan tidak boleh belajar sendiri khususnya ilmu siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah seseorang belajar dengan otodidaks tanpa dengan guru maka, dikhawatirkan ilmu yang didapatkan ngawur dan tidak sesuai dengan Waktu yang lama, diartikan bahwa ketika seseorang mencari ilmu membutuhkan waktu yang yang didapatkan tidak begitu maksimal jika mencari ilmu dengan waktu yang karena itu, dalam mencari ilmu harus membutuhkan waktu yang dari kitab Alala karya dari Syech Burhanuddin Al-Islam Al-Zarnuji. Demikian penjelasan tentang kunci sukses dalam mencari ilmu.*** Editor Heru Fajar Tags Terkini AdabMenuntut Ilmu Sesuai Tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam Seorang thalabul ilmi (penuntut ilmu) harus memperhatikan 3 adab dalam menuntut ilmu. Ketiga adab tersebut adalah, adab kepada Allah ta'ala, adab terhadap guru dan adab kepada diri sendiri. Berikut perinciannya: A. Adab Murid kepada Allah subhanahu wa ta'ala 1. Kitab Alala merupakan sebuah kitab yang dipakai para santri di seluruh dunia. Biasanya' dilantunkan dalam bentuk syi'ir. Kitab yang tipis berisi sya'ir-sya'ir sehingga mudah dihafal. Isi dari kitab alala ini berisi tentang tata cara mencari ilmu yang terdiri dari 37 bait. Sebagian besar isi dari kitab Alala terdapat dalam kitab Ta'limul Muta'alim yang dikarang oleh Syekh Az-Zarnuji 2 bait dari kitab Alala membahasa tentang 6 syarat dalam mencari ilmu Baca Juga Pengertian Isim Nakiroh dan Isim Ma'rifat dalam Ilmu Nahwu Syarat yang pertama cerdas, yaitu seseorang yang berakal dan mampu menangkap ilmunya. Bukan hanya yang ber IQ tinggi saja. Syarat yang ke dua semangat, yaitu terus belajar dengan sungguh-sungguh dan tidak bermalas-malasan. Syarat yang ketiga sabar, yaitu para pencari ilmu harus sabar menghadapi segala godaan dan cobaan didalam proses belajar agar sukses dalam belajar di jalan yang lurus. Baca Juga Kisah Kewalian KH. Hamid Pasuruan, Ulama Terkenal yang Makamnya Tidak Pernah Sepi Syarat ke empat biaya, mencari ilmu juga membutuhkan biaya yaitu uang. uang sangat membantu untuk proses berlangsungnya mencari ilmu. Tetapi bukan berarti tidak bisa belajar jika tanpa uang. Syarat ke lima dengan petunjuk guru, mencari ilmu seharusnya dengan guru dan yang memiliki sanad ilmu sampai kepada yang Maha Berilmu. Syarat yang ke enam yaitu dalam waktu yang lama. Mencari ilmu bagaikan memahat batu dengan air memerlukan waktu yang sangat lama dan akan bertahan selama ratusan bahkan ribuan tahun. Yah itu lah 6 syarat dalam mencari ilmu menurut kitab Alala. Semangat Belajar........ Enjoyed this article? Stay informed by joining our newsletter! Adabdalam mencari ilmu - Ust Muhammad Tesar. Ngislam was live — at Kelurahan Mulya Asri, Kec. Tulang Bawang Tengah. Kab. Tulang Bawang Barat. Syarat-syarat mencari ilmuاَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍELINGO DAK KASIL ILMU ANGING NEM PERKORO. BAKAL TAK CERITAAKE KUMPULE KANTI LIMPAT LOBA SOBAR ONO PIWULANGE GURU LAN SING SUWE MANGSANEartinya Ingatlah.. tidak akan kalian mendapatkan ilmu yang manfaat kecuali dengan 6[enam] syarat, yaitu cerdas,semangat,sabar,biaya,petunjuk ustadz dan waktu yang lama KeteranganIlmu yang manfaaat adalah ilmu yang bisa menghantarkan pemiliknya pada ketakwaan kepada Allah subhanahu wataala,ilmu yang adalah nur ilahi yang hanya diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang soleh, ilmu manfaat inilah yang tidak mungkin bisa di dapatkan kecuali dengan adanya 6 syarat yang harus di lengkapi para pencarinya, adapaun 6 syarat tersebut adalah 1. Cerdasartinya kemampuan untuk menangkap ilmu, bukan berarti IQ harus tinggi,walaupun dalam mencari ilmu IQ yang tinggi sangat menentukan sekali, asal akalnya mampu menangkap ilmu maka berarti sudah memenuhi syarat pertama ini, berbeda dengan orang gila atau orang yang ideot yang memang akalnya sudah tidak bisa menerima ilmu maka sulitlah mereka mendapatkan ilmu manfaat, namun perlu di ingat bahwa kecerdasan adalah bukan sesuatu yang tidak bisa meningkat,kalau menurut orang-orang tua, akal kita adalah laksana pedang,semakin sering di asah dan di pergunakan maka pedang akan semakin mengkilat dan tajam,adapun bila di diamkan maka akan karatan dan tumpul,begitupula akal kita semakin sering dibuat untuk berfikir dan mengaji maka akal kita akan semakin tajam daya tangkapnya dan bila di biarkan maka tumpul tidak akan mampu menerima ilmu apapun Semangatartinya sungguh-sungguh dengan bukti ketekunan, mencari ilmu tanpa kesemangatan dan ketekunan tidak akan menghasilkan apa-apa,ilmu apalagi ilmu agama adalah sesuatu yang mulia yang tidak akan dengan mudah bisa di dapatkan,oleh karenanya banyak orang mencari ilmu tapi yang berhasil sangat sedikit di banding yang tidak berhasil,kenapa?..karena mencari ilmu itu sulit, apa yang kemarin di hafalkan belum tentu sekarang masih bisa hafal,padahal apa yang di hafal kemarin masih berhubungan dengan pelajaran hari ini, ahirnya pelajaran hari inipun berantakan karena hilangnya pelajaran kemarin,maka tanpa kesemangatan dan ketekunan sangat sulit kita mendapatkan apa yang seharusnya kita dapatkan dalam Sabarartinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syetan sangat membenci pada mereka,apa yang di kehendaki syetan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu,tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasehti umat agar tidak tergelincir kemaksiatan,maka syetan sangat bernafsu sekali menggoda pelajar agar gagal dalam pelajarannya,digodanya mereka dengan suka pada lawan jenis,dengan kemelaratan,dan lain-lain .4. Biayaartinya orang mengaji perlu biaya seperti juga setiap manusia hidup yang memerlukannya, tapi jangan di faham harus punya uang apalagi uang yang banyak,biaya disini hanya kebutuhan kita makan minum sandang dan papan secukupnya,pun tidak harus merupakan bekal materi, dalam sejarah kepesantrenan dari zaman sahabat nabi sampai zaman ulama terkemuka kebanyakan para santrinya adalah orang-orang yang tidak mampu,seperti Abu hurairoh sahabat Nabi seorang perawi hadist terbanyak adalah orang yang sangfat fakir,imam syafii adalah seorang yatim yang papa, dan banyak lagi kasus contohnya,biaya disini bisa dengan mencari sambil khidmah atau bekerja yang tidak mengganggu belajar,5. Petunjuk ustadzartinya orang mengaji harus digurukan tidak boleh dengan belajar sendiri,ilmu agama adalah warisan para nabi bukan barang hilang yang bisa di cari di kitab-kitab, dalam sebuah makalah [ saya tidak tahu apakah ini hadis atau sekedar kata-kata ulama] barang siapa belajar tanpa guru maka gurunya adalah syetan, dan ada pula makalah لقال من قال بماشاء السند لولا andai tidak ada sanad [pertalian murid dan guru] maka akan berkata orang yang berkata[tentang agama] sekehendak hatinya. Kita bisa melihat sejarah penurunan wahyu dan penyampaiannya kepada para sahabat,betapa Nabi setiap bulan puasa menyimakkan Al-Quran kepada jibril dan sebaliknya, kemudian Nabi menyampaikan kepada para sahabat,sahabat menyampaikan kepada para tabiin, lalu para tabiin menyampaikan pada tabii at-tabiin dan seterusnya kepada ulama salaf,lalu ulama kholaf, lalu ulama mutaqoddimin lalu ulama mutaakhirin dan seterusnya sampai pada umat sekarang ini, jadi ilmu yang kita terima sekarang ini adalah ilmu yang bersambung sampai Nabi dan sampai kepada Allah subhanahu wa taala, jadi sangat jelas sekali bahwa orang yang belajar harus lewat bimbingan seorang guru,guru yang bisa menunjukkan apa yang dikehendaki oleh sebuah pernyataan dalam sebuah ayat atau hadis atau ibarat kitab salaf, karena tidak semua yang tersurat mencerminkan apa yang tersirat dalam pernyatan,6. Lamaartinya orang belajar perlu waktu yang lama,lama disini bukan berarti tanpa target,sebab orang belajar harus punya target,tanpa target akan hampa dan malaslah kita belajar,
Kajianhistoris keagungan Baginda Rasulillah SAW sampai waktu perjalanan Isro’ Mi’roj yang dikemas dalam kitab Nurul Musthofa, lengkap jilid 1-3 tapi para pelajar hendaknya berlaku lemah lembut dalam mencari ilmu, karena lemah lembut merupakan modal besar dalam segala hal “Alala tanalul ilma illa bisittatin, saumbika an majmu
syarat mencari ilmu dalam kitab alala merupakan pembahasan yang sudah cukup populer. Syarat mencari ilmu ini ada di nadhom kedua dari kitab alala tersebut. Berturut turut, pintar, semangat, sabar, punya biaya, ada guru, dan lamanya waktu. Ke enam tersebut merupakan syarat yang terdapat pada nadhom alala tersebut. Kiranya bagian ini sudah cukup jelas, sehingga tinggal bagaimana pelaksanaan dari para pencari ilmu untuk menerapkannya kedalam bagian mencari ilmuManfaat mencari ilmu menurut kitab alala terdapat pada nadhom ketuju dari kitab alala. pada nadhom ini disebutkan terdapat tiga manfaat yang didapat dari mencari ilmu. Manfaat yang pertama adalah dapat menjadikan pemilik ilmu lebih unggul daripada yang tidak memiliki ilmu. Selain itu, Pemilik ilmu akan mendapatkan ketaqwaan yang lebih meningkat dibandingkan sebelumnya ketika masih belum belajar. Selain itu pada nadhom ke 17, disebutkan bahwa pemilik ilmu akan hidup abadi. Maksud dari abadi adalah, namanya akan tetap ada meskipun orangnya sudah tidak lagi ada. Namanya tetap disebut sebut oleh orang lain. Hal ini sangat berbeda dengan orang bodoh. Kehidupannya dianggap tidak ada karena dianggap telah mati oleh orang إِلَى سَأْوِ الْعُلَى حَرَكَاتٍ وَلَكِنْ عَزِيزٌ فِي الرِّجَالِ ثَبَاتُlikuli ila sakwil ula kharakatun, walakin azizun firijalisemua orang menginginkan derajat yang luhur, tetapo hanya sedikit orang saja yang bersungguh sungguhkabih wong maring derajat luhur ubahe ati, tapine kedik poro rajul iku netepiاذَا كُنْتَ فِي قَوْمٍ فَصَاحِبُ خِيَارِهِمْ وَلَاتَصَحَّبَ الَارْدَى فَتَرَدَّى مَعَ الرُّدَىidza kunta fi qaumin fashohib khiyarahum, wala tashibil arda fatarda ma'a ridaapabila kamu bertemu sebuah kaum, maka bertemanlah orang yang bagus pada kaum tersebut, dan jangan berteman dengan orang yang kurang bagus. Sebab nantinya di surga, kamu akan diikutkan orang yang tidak bagusnalika ana siro iku wewaran kaum, mangka ngancanan sira ing bagus e kaum. lan aja esuk ngancani sira ing wangkan asor, mangka sebab den surga serto kang Mencari IlmuLalu bagaimana dengan etika dalam mencari ilmu dalam kitab alala itu? Untuk etika kepada guru tersirat pada nadhoman ke 21. Dimana pencari ilmu memiliki kewajiban untuk mendahulukan guru dibanding orang tua, apapun alasannya. Hal ini didasari karena guru merupakan seorang yang telah mendidik raga dari pencari ilmu. Selain itu, dalam nadhom kitab alala nomer 34 pencari ilmu lebih baiknya berhijrah. Berhijrah dalam artian keluar dari kota atau desa tempat tinggalnya ke daerah lain. Dengan hijrah ini beberapa manfaat bisa diperoleh oleh para pencari ilmu. berhijrah bagi para pencari ilmu memiliki manfaat tersendiri, diantaranya adalah hilangnya kesusahan, bertambahnya rizqi yang diperoleh, bertambahnya ilmu yang merupakan sumber kebahagiaan, serta makin bagusnya tata krama, dan terakhir menjadikan memiliki banyak teman yang mulia. Sesuai dengan penjelasan, bisa jadi bagi para pencari ilmu yang menetap didesanya akan berkurang kelima manfaat itu. Dan ketika telah mendapat ilmu yang dicari, lebih baiknya menghindar dari hal hal yang dapat merusak احْقِ الْحَقَّ حَقَّ الْمُعَلِّمِ وَأَوْجَبَهُ حِفْظًا عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍro aytu ahaqqul haqqi mualimu, waawjabahu hifdzan ala kulli berpendapat dengan sangat sungguh yakni keharusan bagi tiap orang untuk menunjukan hal yang benar. Dan lebih ditekadkan untuk lebih wajib memahami dijaga oleh seluruh orang islam yang ingin bisaaku wis neqadake luwih haq haqi bener, yaiku haq e wangkang nuduhake barang bener. lan luweh tak tekadke luweh wajib din rekso mungguhe kabih wong islam kepengen bisoلِقَدْحَقَ أَنْ يُهْدَى إِلَيْهِ كَرَامَةً لِتَعْلِيمِ حَرْفٍ وَاحِدٍ الْفِ دِرْهَامٍlaqod haqqa ay yuhda ilaihi karamatan, lita'limi kharfi wahidin alfu dirhaminseharusnya guru harus diberi hadiah seribu dirham, dengan tujuan memulyakan karena mengajar satu huruf hingga fahamguru wis mesti dihadiahi sewu dirham, mulyaake kerana mulang huruf siji tur fahamتَغْرَبُ عَنِ الْأَوْطَانِ فِي طَلَبِ أَلْعَلَا وَسَافَرَ فَفِي الْأَسْفَارِخَمْسِ فَوَائِدًاtaghorob anil authoni fi tholabil ilmu ula, wasafir fa fil asfari khomsun dari desamu untuk memperoleh kemulyaan, karena terdapat lima perkara yang ditemukan di tempat hijrahlungo o songko deso perlu ngudi kamulyan, kerono limang perkoro den temu ing هُمْ وَاكْتِسَابُ مَعِيشَةٍ وَعِلْمٍ وَادَّابٍ وَصُحْبَةِ مَاجِدٍtafarruju hammin waktisabu maisyatin wailmun waadabun wa suhbatun majidisatu hilangnya susahdua rizqinya bertambahtiga bertambah ilmu menyebabkan bahagiaempat, makin bagusnya tata kramalima, mendapatkan teman yang mulyasiji ilange susah, loro rizqine tambah, kaping telu tambah ilmu nyebabaki bungah, kaping papat bisa baguse tata krama, kaping lima merkuleh konco kang mulyoPenutupsebab-sebab dari kerusakan ilmu menurut kitab alala adalah adanya orang alim yang tidak mengamalkan ilmu tersebut. jadi anjuran dari kitab alala ini sudah sangat lengkap dimulai dari bagaimana syarat mencari ilmu, etika dan manfaat. Hingga diakhiri dengan hal yang harus dilakukan setelah mendapatkan ilmu adalah dengan mengamalkannya. Demikian tulisan tentang etika manfaat dan syarat mencari ilmu di kitab alala kami akhiri. Beberapa penulisan berupa harakat, translasi, dan transliterasi ke bahasa indonesia belum lah sempurna. Oleh karena itu kami mohon maaf atas kelalaian kami tersebut. Kiranya Anda dapat membenarkan lewat halaman kontak di website Yuk share linknya!
Artinya “ Menuntut ilmu itu wajib bagi tiap-tiap muslim. ” (Hadist riwayat Bukhori-Muslim) Saya kira sangat jelas hadist shahih diatas memberi arahan pada kita akan wajibnya menuntut ilmu. kewajiban ini sangat berkaitan erat nantinya dengan kepentingan kita sebagai manusia dan derajatnya nanti dihadapan Allah Subhanahu wa ta’ala.
KKPD Sumobito May 19, 2021 Kelas 4/II Pelajaran tentang tata cara mencari ilmu dalam kitab Alala Tanalul Ilma yang kami rangkum dalam judul Terjemah Kitab Alala Nadham 34 35 dan 36 - Merantaulah Mencari KeutamaanPada tulisan ini, kita akan belajar materi kelas 4 semester II yaitu tentang adab dan tata cara dalam mencari ilmu di Kitab Alala Tanalul IlmaMateri;Menghafal nadham dan memahami maknanyaMembaca tulisan pego dan memahami artinyaAlala Nadham 34 35 dan 36 - Merantaulah Mencari Keutamaanبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِیْمِNadham 34تَغَرَّبْ عَنِ الْأَوْطَانِ فِی طَلَبِ الْعُلاَ ۞ وَسَافِرْ فَفِی الْأَسْفَارِ خَمْسُ فَوَائِدِلُوڠَاهَا سُوڠْکُو دِیصَا ڤۤرْلُو ڠُودِی کَامُولْیَانْ ، کۤـرَانَا لِیْمَاڠْ فَائِدَهْ بَاکَالْ دِینْ تۤمُو اِیڠْ ڤۤلُوڠَانْlungoho songko deso perlu ngudi kamulyan, kerono limang faidah bakal din temu ing pelunganTinggalkan desa kelahirangmu untuk mencari kemulyaan, pergilah karena dalam bepergian itu akan ada 5 faidah atau manfaatNadham 35تَفَرُّجُ هَـمٍّ وَاکْتِسَابِ مَعِیْشَةٍ ۞ وَعِلْمٌ وَاَدَابٌ وَصُحْبَةُ مَاجِدِسِیْجِی اِیْلاَڠِی سُوسَاهْ لَوْرُو رِزْقِیْنِی تَامْبَاهْ ، کَاڤِیڠْ تۤلُو مۤرْکُولِیهْ علِمْ ُپۤبَابَاکِی بُوڠَاهْ کَاڤِیڠْ ڤَاڤَاتْ بِیْصَا بَاڮُوسِی اِیڠْ تَاتَاکۤـرَامَا لَانْ کَاڤِیڠْ لِیْمَا مۤرْکُولِیهْ کُونْچُو کَاڠْ مُولْیَا - مُولْیَاsiji ilange susah loro rizkine tambah, kaping telu merkoleh ilmu nyebabake bungah kaping papat biso bagusi ing totokromo lank aping limo merkoleh konco kang mulyo-mulyoYang pertama menghilangkan kesusahan, kedua mencari rizki, ketiga mencari ilmu, keempat bisa bertataktama dan kelima bisa berteman dengan teman yang baik dan muliaNadham 36وَاِنْ قِیْلَ فِی الْأَسْفَارِ دُلٌّ وَغُرْبَةٌ ۞ وَقَطْعُ فَیَافٍ وَارْتِکَابُ شَدَائِدَسۤنَاجَانْ اَنَا اِیڠْ لۤلُوڠَانْ ڠۤرَاصَا اِیْنُو ڠُومْبَارَا ، لَانْ جُوڠْکُوڠْ أَرَا ٢ لاَنْ ڠۤلَاکُونِی سۤڠْسَارَاSenajan ono ling lelungan ngeroso ino ngumbaro, lan jongkong oro-oro lan ngelakoni sengsoroWalaupun ada yang berkata “dalam pengembaraan / lelungan itu ada rasa hina dan merasa asing bahkan menempuh perjalanan yang sangat luas dan teramat kesusahanPenjelasan NadhamKitab Alala nadham 35 36 dan 37 ini menjelasakan bahwa kita harus merantau atau pergi dari desa kelahiran dengan niat belajar atau mencari keutamaan Belajar atau Mondok.karena dalam merantau itu kita setidaknya akan mendapatkan 5 faidah atau menghilangkan kesusahan, Kedua mencari rizki, Ketiga mencari ilmu, Keempat bisa belajar bertataktama dan Kelima bisa berteman dengan teman yang baik dan muliaWalaupun ketika kita bepergian atau merantau itu terasa berat dan hina, merasa asing bahkan menempuh perjalanan yang sangat luas dan teramat kesussahanPesan Penting!Merantaulah untuk belajar supaya mendapat lima faidah atau manfaatMerantaulah untuk belajar agar bisa membuka wawasan dan banyak pengalamanMerantaulah untuk belajar meskipun itu terasa berat, pahit dan teramat susah. Comment Policy Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui. Buka Komentar Tutup Komentar

Berikutini beberapa adab dalam mencari ilmu dalam syair-syair Imam Syafi’i yang dikutip dari Kitab Diwân al-Imâm al-Syâfi’i karya Muhammad Abdurrahim (Beirut:Dar al-Fikr, 1995). Ikhlas Karena Allah: “Siapa menuntut ilmu untuk meraih kebahagiaan negeri akhirat; ia kan beruntung meraih kemuliaan dari Allah yang Maha Pemberi Petunjuk

Kelas 4/II Pelajaran tentang tata cara mencari ilmu dalam kitab Alala Tanalul Ilma yang kami rangkum dalam judul Terjemah Kitab Alala Nadham 21, 22, 23 dan 24 - Adab Mengagungkan Guru Atau UstadzPada tulisan ini, kita akan belajar materi kelas 4 semester II yaitu tentang adab dan tata cara dalam mencari ilmu di Kitab Alala Tanalul IlmaMateri;Menghafal nadham dan memahami maknanyaMembaca tulisan pego dan memahami artinyaAlala Nadham 21 22 23 dan 24 - Adab Mengagungkan Guru Atau Ustadzبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِیْمِNadham 21أُقَدِّمُ أُسْتَاذِي عَلیَ نَفْسِ وَالِدِی ۞ وَاِنْ نَالَنِي مِنْ وَالِدِی الْفَضْلَ وَالشَّرَفْدِیْسِیكْ کِی إِڠْسُونْ اِیڠْ ڮُورُو ڠۤرِیكْ کِی إِڠْسُونْ اِیڠْ بَاڤَاءْ ، سۤنَاجَانْ إِڠْسُونْ اُولِیهْ کَامُولْیَانْ سُوڠْکُو بَاڤَاءْNdisikke ingsun ing guru ngerikke ingsun ing bopo, Senajan ingsun oleh kamulyan songko bopoSaya lebih mengutamakan guru daripada orang tua, meskipun saya mendapatkan kemulyaan dari orang tuakuNadham 22فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحِ جَوْهَرُ ۞ وَهَذَا مُرَبِّ الْجِسْمِ وَالْجِسْمُ کَالصَّدَفْڮُورُو اِیکُو کَاڠْ بِیْسَا نْدِیدِیكْ اِیڠْ پَاوَا ، دِیْنِی پَاوَا اِیْکُو دِی سۤرُوڤَاءَکِی کَایَا سُوجَاGuru iku kang biso ndidik ing nyowo, dene nyowo iku di serupaake koyo suco MutiaraDialah guru yang mendidik ruh kita, sedangkan ruh itu seperti Mutiara. Dan orang tua adalah yang memelihara raga dan raga adalah tempat bagi ruh sebagaimana tempat MutiaraNadham 23رَاَیْتُ اَحَقَّ الْحَقِّ حَقَّ الْمُعَلِّمِ ۞ وَاَوْجَبَهُ حِفْظًا عَلَی کُلِّ مُسْلِمٍاَکُو وِیسْ نِیقَادَاکِي إِیڠْ لُووِیهْ حَقْ٢کِي بۤنۤرْ ، یَاإیْکُو وُوڠْ کَڠْ نُودُوهُاکِي بَارَاڠْ بۤنۤرْ لَنْ لُووِیهْ تَأْتِیقَادَاکِي لُووِیهْ وَاجِبْ دِیْنْ رۤکْصَا مُوڠْڮُوهِي کَابِیهْ وُوڠْ اِسْلاَمْ کَڠْ کۤڤِیڠِین بۤنۤرْAku wes nikodake ing luwih hak-hak ke bener, yo iku wong kang nuduhake barang bener lan luwih tak tiqodake luwih wajib din rekso mungguhe kabeh wong islam kang kepingin benerSaya sudah meyakini bahwa yang paling berhak diutamakan adalah hak-haknya guru, yang telah mengajarkan kita ke jalan kebenaran, dan pastinya haknya guru wajib dijaga oleh setiap orang muslimNadham 24لَقَدْ حَقَّ اَنْ یُهْدَی اِلَیْهِ کَرَامَةً ۞ لِتَعْلِیْمِ حَرْفِ وَاحِدٍ اَلْفُ دِرْهَمٍ ڮُورُو وِیسْ مۤسْطِي دِي هَادِیاهِي سِیْوُو دِرْهَمْ ، مُولْیَاأکي کۤرانَا مُولَاڠْ حُرُفْ سِیجِي تُورْ فَهَمْGuru wes mesti di hadiyahi sewu dirham, mulyaake kerono mulang huruf siji tur fahamKarena kemulyaanya seorang guru sangatlah berhak mendapatkan hadiah seribu dirham karena telah mengajarkan kepada kita satu huruf sajaPenjelasan NadhamKitab Alala akhlak adalah salah satu kitab yang menerangkan tentang tata cara dalam mencari ilmu, merupakan salah satu kitab yang menjadi rujukan umum di kalangan pesantren. Salah satu cara mendapatkan ilmu yang bermanfaat adalah wajib memulyakan seorang guru daripada orang tua, meskipun kita kadang mendapatkan kemulyaan dari orang tua yang sedang belajar menuntut ilmu hedaklah lebih memulyakan gurunya baru kemudian orang tuanya. Karena guru adalah seseorang yang mendidik jiwa dan ruh kita karena ruh itu seperti mutiara. yang bisa menjadikan kita manusia yang mulia dihadapan Allah, sedangkan orang tua pada umumnya lebih banyak menjaga dan merawat raga kita. Sedangkan raga adalah tempat ruh kita. Oleh karena itu, peran orang tua dan guru sangatlah penting dalam membentuk karakter anak yang sedang dalam tahap belajar dan mencari ilmu. Karena pentingnya seorang guru dalam membimbing ruh kita, maka hak-hak guru juga harus diutamakan karena keikhlasanya mendidik kita ke jalan kebenaran. Bahkan karena mulyang seorang guru, guru sangatlah berhak mendapatkan hadiah seribu dirham karena telah mengajarkan kepada kita satu huruf Penting!Mulyakanlah seorang guru karena gurulah yang mendidik jiwa dan ruh kita,Guru adalah orang yang mendidik jiwa dan ruh kita yang mana jiwa dan ruh kita adalah seperti mutiara. Sedangkan orang tua adalah yang memelihara jasad dan raga kita. berbuat baiklah kepada satu contoh berbuat baik kepada orang tua adalah menjaga adab ketika di depan orang tua dan menjaga adab ketika bertemu dengan orang tua di jalanJagalah hak-hak guru dengan senantias selalu mentaati dan mendengarkan apa yang telah diajarkan kepada kita, menjaga tatakrama didepan guru dan juga selalu taat keutamaanya, seorang guru sangatlah berhak mendapatkan hadiah seribu dirham karena telah mengajarkan kepada kita satu huruf sajaVideo lalaran nadham alala Kitabalala. Author: wulantiaranova | Posted at: Dalam mencari ilmu peran teman dan lingkungan sangat berpengaruh dalam keberhasilan dan kegagalan santri menggapai cita-citanya,tidak sedikit santri yang berpotensi akhirnya gagal hanya karena salah pergaulan, maka kita harus pandai-pandai mencari teman bergaul,teman yang baik bukan teman KKPD Sumobito May 15, 2021 Kelas 4/II Pelajaran tentang tata cara mencari ilmu dalam kitab Alala Tanalul Ilma yang kami rangkum dalam judul Terjemah Kitab Alala Nadham 20 - Tentang Adab BermasyarakatPada tulisan ini, kita akan belajar materi kelas 4 semester II yaitu tentang adab dan tata cara dalam mencari ilmu di Kitab Alala Tanalul IlmaMateriMenghafal nadham dan memahami maknanyaMembaca tulisan pego dan memahami artinyaAlala Nadham 20 - Tentang Adab Bermasyarakatبِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِیْمِNadham 20اِذَا کُنْتَ فِي قَوْمٍ فَصَاحِبْ خِیَارَهُمْ ۞ وَلَا تُصْحَبِ اْلاَرْدَی فَتُرْدَی مَعَ الرَّدِیJika kamu berkumpul dengan suatu kaum berasyarakat, maka bertemanlah dengan orang yang baik diantara mereka dan jangan berteman dengan orang yang berakhlak buruk, maka kamu akan ikut buruk pula bersama Pegoاِذَا کُنْتَ فِي قَوْمٍ فَصَاحِبْ خِیَارَهُنَالِیْکَا اَنَا سِیْرَا اِیْکُو وُورْ- وُورَانْ قَومْ، مُوڠْکَا ڠَانْجَانَانَا سِیْرَا اِیڠْ بَاڮُوسٓی قَوْمNaliko ono siro iku wor-woran qoum, mongko ngancanono siro ing baguse qoumوَلَا تُصْحَبِ اْلاَرْدَی فَتُرْدَی مَعَ الرَّدِیلَنْ سِیْرَا اُوْجُو سُوءْ ڠَانْجَانِي اِیڠْ وُوڠْ کَڠْ اَصَارْ، مُوڠْکَا سٓبَابْ دِي اَسُورَاکٓي سِیْرَا سَارْطَا کَڠْ اَصَارْLan siro ojo sok ngancani ing wong kang ashor, mongko sebab di asorake siro sartho kang ashorPenjelasan Nadham;Jika kita berkumpul dengan suatu kaum atau berkumpul dalam suatu golongan atau masyarakat, maka bertemanlah dengan orang yang baik diantara mereka. Jangan kita berteman dengan orang yang buruk jika kita tidak mau terseret dalam keburukan PentingDalam berteman, carilah teman yang baikJangan berteman dengan orang yang buruk dan nakal, supaya tidak terpengaruh dengan keburukan dan kenakalan juga materi kelas 4 semester II lainya dalam kitab AlalaAlala Nadham 20 - Tentang adab bermasyarakatAlala Nadham 21, 22, 23 dan 24 - Mengagungkan Guru atau UstadzAlala Nadham 25 - Nafsu harus dihinakanAlala Nadham 26 - Janganlah berburuk sangkaAlala Nadham 27 28 29 dan 30 - Tiga golongan manusia di sekitar kitaAlala Nadham 31 - Jauhilah Sifat PendendamAlala Nadham 32 - Waktu yang sangat bernilai jangan sia-siakan waktuAlala Nadham 33 - Belajarlah! karena tidak seorangpun terlahir menjadi orang berilmuAlala Nadham 34 35 dan 36 - Merantaulah mencari keutamaanAlala Nadham 37 - Matinya seorang pemudaSimak video lalaran Nadham Alala dibawah ini Comment Policy Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui. Buka Komentar Tutup Komentar Md4YsZ.
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/127
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/100
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/15
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/35
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/104
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/401
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/166
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/459
  • adab mencari ilmu dalam kitab alala