Lainhalnya dgn Allah, Allah ga bisa disebut dzolim dgn kehendak-Nya spt membuat penyakit tuk anak2 kecil yg ga berdosa , bencana alam yg ga selamanya menimpa orang2 bersalah,dll, KARENA Allah tidak terikat dengan suatu peraturan & undang2, sehingga Ia bisa disebut dzolim.
Saya cuma ingin berkongsi pendapat tentang keutamaan hidup kita. Bagi saya dalam apa pun keputusan hidup kita, kita perlu membuat keutamaan berdasarkan apa yang kita fahami dalam hidup. Dan pilihan itu adalah berdasarkan apa yang kita fahami tentang tujuan hidup. Antara dua pilihan atau lebih dari dua pilihan, pilihan yang mana lebih menguntungkan untuk membawa kita ke kehidupan yang lebih baik. Bagi kita ummat Islam tentunya berkaitan dengan hidup di akhirat kelak. Maka jika menyentuh tentang kehidupan akhirat tentunya kita mahukan syurga dan jika kita mahukan syurga, pastinya kita hanya mahukan REDHA ALLAH SWT. Sebenarnya pilihan ini dibuat berdasarkan apa yang telah kita lalui. Pengalaman. Kemudian lihat pula sejauh mana ilmu kita boleh menilai pilihan itu. Kita perlu faham kenapa seseorang penjenayah memilih untuk membuat jenayah. Apakah mereka tidak tahu jenayah adalah satu kesalahan dan dosa? Tapi mereka tetap mahu lakukannya. Ini sangat berkait dengan cara kehidupan mereka. Siapa mereka berkawan dan apa yang mereke telah lalui? Dan semua itu adalah di luar pengetahuan saya. Jadi dalam pilihan kita, apa jenis pilihan pun, kita perlu utamakan pilihan yang mendapat redha dari Allah. Pilihan yang tidak melanggar apa yang ditegah-Nya. Pilihan yang menjadikan kita lebih dekat dari itu adalah pilihan yang salah. Dalam membuat pilihan sama ada untuk menjaga hati manusia atau menjaga Allah, tentulah kita perlu menjaga Allah.. walaupun terpaksa menyakitkan hati manusia. Tentulah agama melarang kita menyakiti sesama insan, tetapi yang manakah lebih penting? Redha Allah atau kesenangan hati manusia? Dalam ketaatan kepada Ibu bapa, agama meletakkan sempadan dalam mentaati ibu bapa. Ketaatan yang boleh menyebabkan kita melanggar perintah Allah adalah dilarang. Maka seorang anak boleh ingkar jika ibu bapa mereka menyuruh melakukan kemungkaran. Seoarang anak wajib menolak permintaan yang melanggar perintah Allah secara baik dan sedaya upaya memperbetulkan keadaan itu, malah jika keadaan masih lagi di luar kawalannya, ambillah keputusan untuk tinggal berjauhan dan mohonlah pertolongan Allah. Allah pasti membantu hamba-Nya selalu mengutamakan perintah-Nya. Jika seorang lelaki mengajak seorang wanita bercinta seperti yaang berlaku dalam kisah muda-mudi hari ini, wanita itu akhirnya termakan pujukan si lelaki kerana kasihan dan mahu menjaga hatinya. Adakah pilihan wanita itu betul? Adakah pilihan wanita itu selari dengan apa yang Allah mahu? Akhirnya melahirkan perasaan yang lebih mendalam hingga boleh menjadikan wanita itu melanggar banyak lagi perintah. Adat orang bercinta berdua-duaan, samada secara realiti atau maya. Lumrah nafsu si lelaki akan meminta lebih lagi sebagai bukti’ cinta. Si wanita akan menurut dengan alasan ingin menjaga hati. Namun jelas melanggar apa yang Allah mahu. Tindakan wanita itu mungkin betul jika si lelaki benar-benar mahu mengahwininya pada masa terdekat. Jika tidak, hubungan cinta yang terlalu lama hanya membawa kemungkaran demi kemungkaran dan fitnah yang tidak akan disedari oleh si pelaku. Ini hanya disedari setelah perkara buruk berlaku. Ketika itu penyesalan adalah sia-sia. Sememangnya banyak pilihan yang berlaku dalam hidup ini membuatkan kita buntu dan keliru dengan kepelbagaiannya. Namun jika kita membuat pilihan yang mengutamakan redha Allah, maka kita tidak mungkin rugi, lebih-lebih lagi di akhirat kelak. Banyak pilihan yang menyebabkan kita menyesal di kemudian hari dan sebenarnya kita telah menyedarinya ketika pilihan itu dibuat. Kerana kita berharap pilihan akibat pilihan itu adalah berlainan. Sebenarnya tidak. Kita boleh membuat pilihan tetapi tidak boleh mimilih akibat pilihan itu. Kita semua memahami hakikat ini jika kita berpijak di bumi nyata. Sumber

TOBAT PERTOBATAN. Kata kerja "bertobat" berarti "berubah pikiran sehubungan dengan tindakan atau tingkah laku di masa lalu (atau yang direncanakan), karena penyesalan atau ketidakpuasan", atau "merasa menyesal, sedih, atau tersiksa hati nuraninya, atas apa yang telah dilakukan atau dilalaikan".

Hidup Menurut Kehendak Allah​—Sekarang dan Untuk Selamanya ”Kamupun . . . waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.”—1 PETRUS 41, 2. 1, 2. a Bagaimana reaksi banyak orang terhadap gagasan untuk tunduk kepada kemauan orang lain? b Bagaimana reaksi beberapa orang di sidang Kristen? c Maka pertanyaan-pertanyaan apa diajukan? BAGAIMANA tanggapan saudara terhadap gagasan untuk membiarkan kehidupan saudara dikendalikan oleh Allah? Banyak orang dewasa ini sangat tidak senang dengan gagasan untuk tunduk kepada kemauan orang lain. Bahkan dalam masyarakat-masyarakat yang dikatakan stabil, pemberontakan melawan wewenang makin banyak. Kerusuhan, protes, kekacauan, dan kekerasan merupakan hal biasa setiap hari. Di bawah tekanan, lapisan peradaban menjadi tipis dan rapuh.—2 Timotius 31-3. 2 Sebaliknya, Saksi-Saksi Yehuwa menunjukkan bahwa mereka hidup menurut kehendak Allah melalui kesetiaan mereka, misalnya, dalam pelayanan kesaksian umum. Meskipun demikian, bahkan dalam sidang Kristen, semangat ingin bebas kadang-kadang diperlihatkan oleh beberapa orang. Mereka mungkin merasa kesal dengan disiplin dari para penatua. Beberapa tidak memperlihatkan respek kepada golongan ”hamba yang setia dan bijaksana” dan Badan Pimpinannya. Matius 2445-47; Kisah 152, 23 Karena itu timbul pertanyaan Mengapa saya harus tunduk kepada kehendak Allah? Mengapa kehidupan saya harus dikendalikan oleh Allah? Teladan Kristus yang Tidak Mementingkan Diri 3. Nasihat apa diberikan Petrus mengenai sikap mental kita? 3 Petrus, yang mempunyai banyak pengalaman bersama Yesus, percaya bahwa ada alasan yang sangat baik untuk hidup menurut kehendak Allah dan bukan kemauan kita. Ia mengatakan, ”Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran [”sikap mental,” NW] yang demikian,—karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa—, supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.”—1 Petrus 41, 2. 4. Bagaimana Yesus menunjukkan ketundukannya kepada Bapanya? 4 Mengapa Yesus mengalami penderitaan badani? Karena ia mendukung pihak Bapanya dalam sengketa kedaulatan atau pemerintahan universal. Ia membuktikan Allah benar dan Setan pendusta. Dan ia melakukan hal itu dengan membiarkan kehidupannya di bumi dikendalikan oleh Allah, meskipun akibatnya ia harus mati martir.—2 Korintus 514, 15. 5. Tantangan apa diajukan oleh teladan Kristus bagi kita? 5 Tetapi kematian tersebut merupakan pernyataan dari kasih Allah melalui Kristus. 1 Yohanes 410 Mengapa demikian? Karena sebagai hasilnya, manfaat-manfaat tersedia bagi seluruh umat manusia. Roma 58; 623 Namun berapa banyak orang yang mau menerima manfaat-manfaat tersebut? Berapa banyak yang mau meniru Kristus dan mengorbankan keinginan mereka sendiri untuk tunduk kepada kehendak Allah?—Ibrani 1315, 17. Manfaatnya Sekarang dan di Masa Depan 6, 7. Apa manfaat-manfaat dari ketundukan kepada kehendak Yehuwa? 6 Jadi betapa cocoknya, bahkan pada jaman kita, undangan yang Yehuwa berikan kepada bangsa Israel tahun yang lalu, ”Akulah [Yehuwa], Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh. Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti.”—Yesaya 4817, 18; bandingkan Kejadian 2218. 7 Yehuwa mengajar kita agar mendapatkan manfaat dengan hidup menurut kehendakNya—dan manfaat tersebut bukan hanya perdamaian dan kebenaran sekarang. Ini mencakup berkat-berkat kehidupan kekal di masa depan, seperti yang Yesus janjikan, ”Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”—Yohanes 640. 8. Cara bagaimana janji Yesus mengenai kebangkitan merupakan suatu penghiburan dewasa ini? 8 Kata-kata tersebut sangat menghibur orang-orang Kristen yang setia dewasa ini yang sudah lanjut usia. Sistem ini sudah memasuki tahun ke-72 sejak saat yang genting tahun 1914. Dunia Setan umurnya lebih panjang dari pada yang diperkirakan banyak orang. Sebenarnya, ada orang-orang Kristen yang setia yang berharap untuk melihat Armagedon dan awal dari sistem baru dalam kehidupan mereka, telah meninggal. Namun kehidupan mereka, yang dibaktikan untuk melakukan kehendak Allah, tidak sia-sia. Sesuai dengan perkataannya, Yesus akan membangkitkan mereka dan mengaruniai mereka manfaat dari hidup yang kekal.—Yohanes 528, 29; 1 Korintus 1558. Sikap Mental Kristus 9, 10. a Dengan apa kita harus mempersenjatai diri sendiri? Filipi 25-8 b Apa yang istimewa mengenai kata Yunani yang diterjemahkan ”sikap mental” di 1 Petrus 41? 9 Apa yang dapat mempermudah kita untuk tunduk kepada kehendak Allah? Menurut nasihat Petrus, yang dikutip dalam paragraf 3, kita harus mempersenjatai diri dengan ”sikap mental yang demikian” yang dimiliki Yesus.—1 Petrus 41. 10 Petrus di sini menggunakan sebuah kata Yunani yang hanya terdapat dua kali dalam Alkitab Yunani—enʹnoia. Meskipun ada yang menerjemahkannya ”pikiran,” ini bukan kata Yunani nous yang biasa digunakan untuk ”pikiran.” Karena itu Petrus, di bawah ilham, memaksudkan suatu hal khusus ketika ia memilih kata benda yang kurang umum ini. Sarjana Yunani W. E. Vine mengatakan bahwa enʹnoia ”menyatakan tujuan, maksud, rancangan.” Greek-English Lexicon dari J. H. Thayer mendefinisikannya sebagai ”cara berpikir dan merasa.” 11. Apa yang dapat kita pelajari dari teladan Yesus sehubungan dengan cara kita menggunakan kehidupan kita? 11 Haluan tindakan Yesus yang rela berkorban dengan jelas menunjukkan tujuan, atau maksudnya. Ia tidak menempuh kehidupan yang sia-sia, hanya mencari kesenangan dan hiburan belaka. Ia tahu bahwa ia tidak meninggalkan kehidupannya yang terdahulu di surga untuk disia-siakan selama beberapa tahun di atas bumi dengan mengejar perkara-perkara yang mementingkan diri. Lihat pertentangannya di Kejadian 61, 2, 4, dan Yudas 6. Maka ia menyatakan, ”Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.” Yohanes 638 Yesus tidak bercabang dalam pengabdian kepada maksud-tujuan Bapanya, selalu mengutamakan hal itu di atas kemauannya sendiri, meskipun sampai harus mati secara hina.—Lukas 2242. 12, 13. a Bagaimana Yesus memperlihatkan sikap mentalnya di sumur Yakub? b Apa yang Yesus maksudkan ketika ia mengatakan, ”PadaKu ada makanan yang tidak kamu kenal”? 12 Bahkan ketika ia lelah dan lapar, Yesus dengan jelas menunjukkan sikap mentalnya terhadap kehendak Bapanya. Pada satu kesempatan, sementara murid-muridnya pergi mencari makanan, ia beristirahat di sumur Yakub. Ia boleh saja tidur, sampai murid-murid itu kembali, tetapi sebaliknya ia berusaha keras melakukan kehendak Allah. Ia mengambil langkah yang tidak lazim bagi seorang Yahudi. Ia mengadakan percakapan dengan seorang wanita Samaria. Ia membuka mata wanita itu sehingga mengerti tentang Allah yang benar. Hasilnya, ”banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepadaNya karena perkataan perempuan itu.”—Yohanes 46-26, 39-42. 13 Ketika murid-muridnya kembali, mereka mendesaknya untuk makan. Tetapi bagaimana jawabannya? ”PadaKu ada makanan yang tidak kamu kenal.” Mereka tercengang mendengar jawabannya sampai ia menambahkan, ”MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaanNya.” Jelas, Yesus senang menundukkan diri kepada kehendak Bapanya. Baginya ini seperti makanan dan sebagaimana halnya dengan makanan yang sedap, ia menikmati kepuasan sejati sebagai hasilnya. Jika kita benar-benar ingin merasa puas dalam kehidupan kita, tidak ada hal lain yang lebih baik yang dapat kita lakukan selain mengikuti teladan Yesus Kristus.—Yohanes 431-38. Pengaruh dari Sikap Mental Kristus 14. Apa yang kita butuhkan untuk dapat mempunyai sikap mental seperti Kristus? Beri contoh. 14 Bagaimana memiliki sikap mental seperti Kristus seharusnya mempengaruhi kita? Jika kita belajar untuk berpikir seperti Kristus, maka kita akan mempunyai suatu kekuatan batin yang akan membimbing kita untuk melakukan apa yang akan Yesus lakukan di bawah keadaan apapun. Lukas 2242; Efesus 423, 24 Kekuatan ini bukan hasil dari sekedar takut mendapat hukuman seperti misalnya disiplin dari para penatua di sidang, melainkan sebaliknya karena penghargaan yang meluap untuk hukum-hukum dan prinsip-prinsip Yehuwa. Kita dapat membandingkan keadaannya dengan seseorang yang mematuhi peraturan-peraturan lalu lintas hanya jika ada polisi—ia hanya menundukkan diri kepada suatu pengaruh dari luar. Namun orang yang menghargai kehidupan, mengasihi sesamanya, dan yang melihat hikmat dari adanya peraturan lalu lintas, akan taat karena menghargai peraturan. Ia mempunyai motif yang kuat dalam batin.—Mazmur 5112. 15. a Apa yang membuktikan bahwa Yesus mempunyai kekuatan dalam batin yang menggerakkan pikirannya? Efesus 423 b Teladan-teladan apa dalam hal integritas membuktikan adanya sikap mental seperti Kristus dalam diri orang-orang Kristen jaman modern? 15 Yesus mempunyai ”kekuatan” batin itu yang menggerakkan pikirannya.’ Maka ia setia kepada kehendak Bapanya, bahkan sampai mati. Ia tekun menanggung penderitaan tanpa mengeluh atau mencerca orang-orang yang menganiaya dia. 1 Petrus 221-24 Kadang-kadang kita sebagai orang Kristen mungkin harus mengalami tekanan yang sama. Para pejabat yang menentang mungkin mencoba menghentikan kegiatan pengabaran dan perhimpunan-perhimpunan kita, seperti yang mereka lakukan di Spanyol pada jaman Franco dan di berbagai negeri Eropa selama pendudukan Nazi. Banyak saudara-saudari diperlakukan dengan kejam supaya mereka mengkhianati saudara-saudara yang bertanggung jawab di sidang setempat. Meskipun ditindas, mayoritas tetap teguh. Lihat 1978 Yearbook of Jehovahˈs Witnesses, halaman 171-2, 182-3; 1986 Yearbook of Jehovahˈs Witnesses, halaman 137-59. 16. Apa beberapa cara bagaimana kita dapat diuji dewasa ini? Bagaimana kita dapat menolaknya? 16 Kita mungkin akan ditekan dalam hal kenetralan Kristen atau penggunaan transfusi darah. Kisah 529; 1528, 29 Maka persoalan yang timbul ialah, Apakah kita hidup menurut kehendak Allah atau kehendak manusia? Atau mungkin akan timbul godaan dari keinginan tubuh dan juga teman-teman yang tidak baik. Mungkin di sekolah atau di tempat pekerjaan saudara, ada kesempatan untuk merokok atau menggunakan narkotika tanpa diketahui seorang pun di sidang mengenai hal itu. Atau bagaimana dengan godaan untuk berjudi dalam bentuk lotre? Atau melakukan percabulan atau perzinahan? Sering sekali suasana kerja duniawi dapat membangkitkan pikiran yang salah dan tindakan yang salah—kecuali jika kita mempunyai keteguhan hati yang sama seperti Kristus dalam hal melakukan kehendak Allah. Apa yang akan saudara lakukan? Apakah saudara akan mempunyai kekuatan yang benar yang menggerakkan pikiran saudara sehingga saudara akan mengikuti haluan tindakan Kristus di bawah keadaan-keadaan demikian?—Efesus 417-20; 1 Yohanes 215, 16. 17, 18. a Pokok penting apa ditandaskan Petrus berkenaan mereka yang mempraktekkan dosa? b Apa yang dibutuhkan untuk dapat menolak serangan dari dosa? 17 Petrus selanjutnya menandaskan perlunya melakukan kehendak Allah ketika ia menasihati, ”Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang. Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu. Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati.”—1 Petrus 43-5. 18 Di sini Petrus dengan tegas menandaskan—orang yang mengabaikan kehendak Allah harus memberikan pertanggungjawaban. Bandingkan Roma 1412 dan Ibrani 1317. Paulus menarik kesimpulan yang sama dalam suratnya kepada orang-orang Kolose, di mana ia menulis, ”Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah.” Semua orang yang mempraktekkan hal-hal tersebut tentu tidak hidup menurut kehendak Allah, melainkan sebaliknya, untuk memuaskan dorongan mereka sendiri yang tamak. Namun orang-orang dapat menghentikan perbuatan yang rendah secara moral itu, karena, seperti dikatakan Paulus, ”Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya.”—Kolose 35-7; Efesus 419; lihat juga 1 Korintus 69-11. Memahami Apa Kehendak Allah 19. Bagaimana banyak orang sekarang menunjukkan bahwa mereka hidup menurut kehendak Yehuwa? Roma 121, 2 19 Selama tahun-tahun terakhir dari abad ke-20 ini, lebih dari tiga juta orang telah memahami apa kehendak Allah bagi mereka. Hasilnya, mereka dengan bergairah memberitakan kabar baik dari pemerintahan Kerajaan Allah. Kisah 812; Markus 1310 Mereka tidak hidup semata-mata untuk diri sendiri, seperti yang dilakukan mayoritas orang-orang lain. Mereka tahu bahwa Allah tidak lama lagi akan mengakhiri sistem yang korup ini, dan mereka membuat pengorbanan untuk membantu orang-orang lain mendapatkan pengetahuan yang saksama ini, seperti rasul Paulus menasihati, ”Perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, dan pergunakanlah [sebaik-baiknya, BIS] waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak [Yehuwa].”—Efesus 515-17. 20, 21. a Bagaimana hendaknya pandangan kita terhadap karunia kehidupan? Yakobus 413-17 b Bagaimana kita dapat menghindar agar tidak mengikuti dunia ini? 20 Hidup ini bagaikan segelas air yang sejuk dan segar. Dalam dasawarsa pertama dari kehidupan seseorang, ia ”minum” sepuas-puasnya dan dengan tergesa-gesa—sampai ia mulai berpikir berapa banyak tahun-tahun kehidupan yang masih tersisa dalam ”gelas” itu. itu adalah teka-teki yang membingungkan setiap orang. Maka betapa penting, untuk menempuh kehidupan dengan perasaan tanggung jawab terhadap Allah dan sesama manusia! Betapa penting untuk mempertimbangkan kehendak Allah dan bukan hanya kemauan sendiri yang mementingkan diri!—Matius 721, 24, 26. 21 Namun, karena kita sekarang hidup dalam suatu dunia yang dikuasai oleh roh Setan, tidak selalu mudah untuk hidup menurut kehendak Allah. Wahyu 129 Tekanan dilancarkan setiap waktu untuk membentuk kita menurut kehendak dan sikap mental dunia ini. Secara iseng maupun kegilaan mengikuti mode, bahkan dapat mempengaruhi beberapa orang di sidang, sehingga mereka mulai kelihatan seperti salah satu anggota kelompok penghibur yang terkenal. Maka, betapa cocoknya nasihat Paulus, ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”!—Roma 122. 22. a Apa kehendak Allah bagi jaman kita? b Bagaimana kita dapat menunjukkan bahwa kita hidup menurut kehendak Allah? c Berkat-berkat apa menantikan mereka yang benar-benar hidup menurut kehendak Allah? 22 Kehendak Allah ialah agar ”Injil Kerajaan ini” diberitakan di seluruh dunia sebelum Ia mengakhiri sistem dunia sekarang. Matius 2414; Wahyu 146, 7 Hal ini memberikan lebih banyak alasan untuk menyambut permintaan akan lebih banyak rohaniwan sepenuh-waktu jika keadaan saudara memungkinkannya. Ini juga suatu alasan bagi para penatua dan pelayan sidang agar merelakan diri untuk pindah ke sidang-sidang yang membutuhkan bantuan mereka. Dan hal itu merupakan suatu alasan yang menggetarkan sekali bagi setiap Saksi untuk menjadi saksi Kristen yang sejati—bukan hanya memakai nama Kristen saja tetapi benar-benar hidup menurut kehendak Allah sekarang dan untuk selama-lamanya. Ketahuilah bahwa dengan berbuat demikian saudara mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi diri sendiri di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.’—1 Timotius 619. Bagaimana Saudara Akan Menjawab? ◻ Bagaimana Yesus menunjukkan bahwa ia hidup menurut kehendak Allah? ◻ Manfaat-manfaat apa yang tersedia bagi mereka yang hidup menurut kehendak Allah? ◻ Bagaimana sikap mental Kristus terhadap kehendak Allah? ◻ Bagaimana seharusnya kekuatan yang menggerakkan pikiran’ mempengaruhi kita? ◻ Bagaimana hendaknya kita memandang kehidupan? F8yC1.
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/443
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/487
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/94
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/390
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/29
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/410
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/91
  • fxi1qgwg7d.pages.dev/499
  • kehendak allah dan kehendak manusia